Seperti hari Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya, semua orang sibuk dengan persipannya masing-masing. Momen yang satu ini adalah kondisi yang membahagiakan bagi semua orang, terhitung sejak dari H – tujuh menjelang Idul Fitri, hampir seluruh masyarakat fokus pada hari tersebut. Baik dari keutamaan ibadahnya karena masuk 10 hari terakhir dibulan Ramadhan, sampai hal-hal yang bersifat persiapan isi rumah maupun sekedar mengecat rumah. Persiapan ini bagi sebagian masyarakat Batur hampir menjadi keharusan, karena mengingat kultur yang ada di Batur ketika hari raya tiba semua rumah terbuka untuk siapapun, dan bebas menikmati hidangan yang disediakan oleh tuan rumah.
Kadang kita tidak begitu perhatian terhadap hal-hal yang lebih penting yang seharusnya kita persiapkan ketika hari Idul Fitri tiba, jangan sampai euforia atau perasaan bahagia dalam menyambut hari raya melupakan sesuatu yang penting lainnya. Lalu seperti apakah persiapan itu?. Terdapat sunnah-sunnah atau hal-hal yang dianjurkan ketika menyambut datangnya hari raya idul Fitri, diantaranya:
- Mandi dan Menyucikan Diri
Sebelum melaksanakan Salat Ied hendaknya mandi dan menyucikan diri terlebih dahulu. Jangan lupa untuk berwudhu sebelum berangkat menuju tempat shalat. Terkadang seseorang lupa untuk mengambil air wudhu terutama wanita yang memakai make-up setelah mandi, dikarnakan wudhu adalah salah satu syarat sahnya shalat.
- Memakai Pakaian Terbaik
Saat hendak melaksanakan Salat Ied, sebaiknya kita menghias diri dan memakai pakaian terbaik. Pria juga dianjurkan untuk memakai wangi-wangian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim bahwa “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ketika Shalat Idul Fithri dan Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik”.
Pakaian terbaik bagi sebagian kalangan kadang diartikan dengan pakaian yang baru, sehingga orang tua harus mempersiapkan anggaran khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi lebih baiknya kita memakai pakain baik itu kemeja, gamis, sarung dan mukena yang terbaik yang kita punya pada saat hendak pergi ke tanah lapang. Wallahu ‘alam.
- Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Sebelum melaksanakan Shalat Ied, dianjurkan untuk makan di pagi hari dan hal inilah yang membedakan Shalat Idul Fitri dengan Shlat Idul Adha di mana saat sebelum Salat Idul Adha kita tidak dianjurkan untuk makan. Hal ini dimaksudkan bahwa pada hari Raya Idul Fitri umat Islam tidak lagi melakukan ibadah puasa seperti sebelumnya pada bulan Ramadan.
Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang artinya:
“Rasulullahﷺ biasa berangkat Shalat Ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari Salat Ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.”
- Berjalan kaki dan melewati jalan yang berlainan
Yang dimaksud dengan menempuh jalan yang berlainan adalah saat pergi dan pulang salat Idul Fitri hendaknya kita melewati jalan yang berbeda hal ini dimaksudkan supaya saat pergi maupun pulang kita lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang juga melaksanakan salat Ied dan saling bersilaturahmi. Pergi menuju tempat shalat Ied juga dianjurkan untuk berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan kecuali jika ada halangan atau hajat. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jabir :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.”
Dan juga hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki”.
- Mengumandangkan Takbir
Mengumandang takbir atau takbiran pada hari raya Idul Fitri adalah sesuatu yang disyariatkan oleh agama. Ada dua pendapat dari ulama mengenai waktu dimulainya takbiran, yaitu dimulai sejak malam setelah magrib satu hari sebelum salat Idul fitri dan saat pagi hari ketika menuju salat Idul fitri. Pada umumnya masyarakat Batur telah mengumandangkan takbir dimulai sejak malah setelah shalat maghrib. Dan ini juga menjadi keumuman diseluruh wilayah Indonesia.
Berbeda halnya dengan Idul adha, kumandang takbir juga digemakan saat hari tasrik hingga 13 Dzulhijah. Pada Idul Fitri, tidak ada lagi takbir setelah salat selesai dilakukan.( https://umj.ac.id/edisi-ramadan/amalan-sunnah-sebelum-dan-setelah-salat-ied/)







Tinggalkan komentar